Modernisasi membawa berbagai macam pembangunan (sebagian mengatakan pembangunan yang berlebihan) ke Jakarta, sementara pariwisata Bali kembali hidup setelah sempat hancur ketika ledakan bom 2002 lalu. Ada juga pegunungan seperti Bromo dan Borobudur yang mistis bagi pencari berbagai jenis atraksi, selain juga 6.000 pulau berpenghuni.
Tidak
mengherankan bila Indonesia menawarkan berbagai macam festival yang
sangat khas menonjolkan budaya mereka, mencerminkan keragaman etnis dan
tradisi dari berbagai bagian nusantara. Anda akan menemukan keragaman
itu dalam enam festival khas Indonesia ini, mulai dari perayaan seni,
batik, tarian dan upacara. Jika mungkin, Anda bisa menyaksikan salah
satu festival ketika berkunjung ke Indonesia!
Festival Krakatau
Festival
Krakatau adalah festival tahunan yang diselenggarakan di Lampung,
diadakan untuk merayakan pulau vulkanik bernama sama, Krakatau. Gunung
Krakatau meletus pada 1927, letusan itu kemudian menghasilkan
pulau-pulau kecil baru, yang diberi nama Anak Krakatau.
Selama
festival, pengunjung dapat menikmati berbagai macam pertunjukkan
seperti Karnaval Tuping (Karnaval Topeng Lampung), atraksi gajah serta
berbagai macam tarian dari Lampund dan kota sekitarnya. Akhir dari
rangkaian acara ini adalah kunjungan ke pulau vulkanik itu, masih aktif
tetapi sedang tidur lelap. Untuk sementara!
Festival Kesenian Bali
Salah
satu perayaan seni budaya tahunan terbesar di Indonesia, Festival Seni
Bali selalu penuh sesak. Selama sebulan penuh, berbagai pertunjukan
seni, pameran, dan aktivitas budaya lainnya akan berlangsung di seluruh
Bali, menawarkan tarian, musik dan keindahan budaya mereka.
Perayaan
terkenal itu menampilkan pertunjukan seperti tarian tradisional yang
sudah hampir terlupakan, jejak dari daerah terpencil di Bali, makanan,
kerajinan tangan, serta kreasi baru dari sekolah-sekolah tari di
Denpasar dan koreografi kontemporer dari seniman nasional dan
internasional.
Karnaval Batik Solo
Sejak
zaman dahulu, tradisi batik selalu memiliki akar yang sangat kuat di
Solo. Kotadi Jawa Tengah itu bahkan telah menjadikan batik sebagai ikon
dan identitas, sebuah gambaran tepat dari kota yang terkenal karena
keindahan kerajaannya dan kehalusan perilaku. Karnaval Batik Solo
diadakan untuk memperkuat tradisi itu, dan untuk mempromosikan batik
pada skala nasional dan internasional.
Acara
ini adalah kombinasi upacara, pagelaran busana dan karnaval, semuanya
menggunakan batik sebagai tema. Akan ada juga bazar yang menawarkan
berbagai macam batik dan suvenir unik Solo.
Festival Musik Etnik Internasional Solo
Salah
satu festival terbaru dari Solo adalah Solo International Ethnic Music
(SIEM) Festival, yang berfokus pada pertunjukan dan perayaan musik
etnis. Ajang ini adalah suatu platform unik bagi kolaborasi antara musik
modern dan etnis, seniman lokal dan internasional.
Daftar
panjang para penampil termasuk seniman Minangkabau, Riau, Yogyakarta,
Surabaya, Papua, Kalimantan, dan bahkan seniman asing dari Jepang,
Australia, India, Selandia Baru dan banyak lainnya.
Gerebeg Mulud
Dalam
bahasa Jawa, gerebeg berarti kerumunan orang dan mulud adalah salah
satu nama bulan di kalender Jawa. Perayaan itu, juga dikenal dengan nama
Sekaten, untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad. Prosesi itu
berlangsung seharian dan 'menampilkan' dua pertunjukan gamelan yang
diarak menuju Mesjid Agung.
Pada
malam hari akan ada pasar di sebelah utara kota untuk menambah
kemeriahan kota, tempat yang tepat untuk mencoba berbagai makanan Jawa
dan Yogyakarta serta untuk berburu suvenir.
Festival Lembah Baliem
Festival
khas Papua ini berakar kepada kepercayaan suku-suku lokal bahwa perang
bukan hanya konflik keuasaan dan kepentingan, tetapi juga simbol
kesuburan dan kemakmuran. Sejak 20 tahun lalu, pemerintah daerah telah
menekankan pentingnya perdamaian antara suku-suku yang berperang untuk
mencegah balas dendam berkepanjangan dan hilangnya nyawa. Jadi, Festival
Lembah Baliem adalah suatu acara yang diadakan untuk menggantikan
perang antar suku itu.
Seperti yang bisa Anda tebak, acara utama adalah perang-perangan antar suku. Bayangkan lebih dari 20 suku berbeda dengan masing-masing 30 hingga 50 orang mengenakan pakaian tradisional, membawa tombak, busur, panah dan parang! Ada juga pertunjukan dan sejumlah atraksi lain, seperti permainan tradisional setempat, tarian, serta masakan lokal.
Seperti yang bisa Anda tebak, acara utama adalah perang-perangan antar suku. Bayangkan lebih dari 20 suku berbeda dengan masing-masing 30 hingga 50 orang mengenakan pakaian tradisional, membawa tombak, busur, panah dan parang! Ada juga pertunjukan dan sejumlah atraksi lain, seperti permainan tradisional setempat, tarian, serta masakan lokal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar